Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasehat bijak orang jawa - Temonjo kerjo

Nasehat orang jawa yang sangat penting tetapi jarang di ingat adalah "temonjo". Kata temonjo merupakan kata nasehat dari orang tua untuk anaknya yang sudah bekerja. Secara umum artinya membuahkan hasil. Kata ini sering digunakan dalam urusan pekerjaan dan pengelolaan keuangan.

Nasehat orang jawa temonjo kerjo
Temonjo kerjo

Jika dicari di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), tidak akan menemukan arti kata temonjo. Tetapi intinya, ketika memperoleh penghasilan, bisa disimpan sebagian untuk keperluan-keperluan penting suatu saat nanti.

Setiap orang di jawa, terutama yang sudah bekerja, tidak asing dengan kata temonjo ini. Jika selama dia kerja tidak memperoleh hasil apapun, itu artinya pekerjaannya tidak membuahkan hasil (ora temonjo).

Pengertian kata temonjo.


Kata ini adalah bagian dari nasehat orang jawa yang dulunya dipakai untuk memperingatkan atau mengingatkan anak cucunya untuk bijak dalam mengelola hasil kerja. Tidak serta merta dihabiskan untuk hal-hal yang dirasa tidak penting, tetapi bisa disisihkan untuk jaga-jaga jika suatu saat dibutuhkan.

Biasanya, diwujudkan dalam bentuk barang atau hewan peliharaan. Contoh lainnya, sepeda motor, emas, tanah, rumah, perabotan rumah tangga, hewan peliharaan, mobil, dan lain sebagainya.

Kata ini muncul dari keluarga dan orang sekitar terhadap orang yang bisa menyimpan sebagian hasil kerjanya. Ada juga yang mengeluarkan statement bahwa orang seperti ini, pasti punya masa depan cerah.

Nasehat dari orang tua jawa ini mengandung arti pergunakan hasil pekerjaanmu dengan sebaik-baiknya karena masih ada hari esok yang harus dilalui. Orang jaman dulu, mengartikan nasihat ini sebagai tabunglah sisa hasil pekerjaanmu sedikit demi sedikit, kemudian wujudkan dalam bentuk barang atau hewan yang nilainya akan bertambah.

Nah, bagi orang yang tidak bisa menyisihkan hasil kerja, akan di nasehati oleh keluarga dan orang terdekat.

Kerjo seprono seprene ora temonjo opo-opo. Mung entek neng weteng (kerja dari dulu sampai sekarang tidak menghasilkan apa-apa, hanya habis untuk makan saja.) Ungkapan ini yang akan muncul kalau kita tidak bisa nanjakne (mempergunakan uang dengan baik) hasil kerja kita.

Mengartikan Temonjo di jaman sekarang.


Lain dulu lain sekarang. Kalau dulu berlatih sabar dan tidak boros, kalau sekarang beli dulu bayar belakangan. Mungkin karena pengaruh perubahan jaman sehingga arti temonjo yang seharusnya bisa membawa kita menuju kemakmuran dan kebahagiaan, kini jadi membawa beban. Saat ini yang penting adalah hasilnya, bukan prosesnya.

nasehat orang jawa
Diskusi soal temonjo kerjo

Kebanyakan orang yang sudah bekerja, ingin terlihat hasil kerjanya temonjo. Baru bekerja 3 bulan sudah beli sepeda motor. Ada juga yang baru kerja 2 bulan, bisa beli TV atau kulkas. Orang lain akan langsung memuji, Wah, temonjo tenan kerjomu. Hehehe.

Kenyataan yang saya temui, semua itu didapat dengan cara kredit. Makanya gak heran, bisnis simpan pinjam laris manis di masyarakat. Segala persyaratan dipermudah untuk mendapatkan pinjaman. Syaratnya hanya satu, kamu punya pekerjaan dan sanggup membayar.

Contohnya, punya uang 500 ribu, bisa bawa pulang sepeda motor baru. Banyak barang lain yang bisa dibeli melalui kredit dengan tawaran yang sulit ditolak. 

Baca juga : Sopo nandur bakal ngunduh

Untuk mendapatkan hasil, tak lagi melalui cara seperti yang saya jelaskan diatas. Perilaku manusia jaman sekarang lebih konsumtif dibanding jaman dulu. Emang sih, dengan sistem kredit akhirnya bisa temonjo. Dibanding harus mengumpulkan dulu baru beli, bisa jadi tidak terbeli.

Kebanggaan karena di cap kerjaannya membuahkan hasil oleh lingkungan menjadi kian penting dibanding kepala pening mikir angsuran. Mungkin tidak semua orang seperti itu. Pasti masih ada orang-orang yang mengartikan temonjo dengan benar, sesuai filosofi hidup orang jawa yang adiluhung.

Termasuk yang sedang membaca tulisan ini, saya yakin masuk dalam kategori mengartikan temonjo dengan benar. Jika iya, selamat, berarti anda merdeka.

Nasehat bijak orang Jawa tentang Temonjo


Pemikiran gak hutang gak semangat dalam bekerja dan tidak akan bisa memiliki barang-barang yang diinginkan, ternyata dialami banyak orang. Bahkan semakin bertambah banyak. 

Kenapa bisa begitu? Karena kalau harus nabung dulu atau kumpulin uang sedikit demi sedikit untuk membeli barang-barang yang diinginkan, tidak akan mungkin tercapai. Kejadian seperti ini banyak yang mengalami dan membuktikan.

Ketika punya hutang dan harus membayar angsuran setiap bulan, katakanlah 750 ribu, bisa dijalani dan tidak pernah menunggak. Lancar jaya seperti jalan TOL. Bahkan akhirnya mendapat kepercayaan dari si pemberi hutang, kalau mau ambil lagi syaratnya jadi mudah dan nilai pengambilan bisa semakin banyak. Awalnya hanya dipercaya hutang 1 juta, lama-lama bisa jadi 5, 10, 15, 20, bahkan sampai 50 juta. WOW, sebuah prestasi yang luar biasa.

Kalau tidak ada beban harus membayar angsuran hutang, disuruh kumpulin uang 750 ribu setiap bulan, tidak pernah berhasil. Selalu ada celah dan tempat untuk menghabiskan uang. Ini banyak yang mengalami, bahkan saya sendiri pernah mengalami. Hahaha.

Bahkan mereka dan juga saya terheran-heran, kok gak bisa nabung sesuai yang kita keluarkan waktu masih punya hutang ya. Ini kata pak Hadi Sewaktu dulu punya hutang di bank, setiap bulan harus ada uang 1,5 juta, dengan berbagai cara bisa dicapai dan gak pernah nunggak angsuran. Bahkan masih bisa untuk makan, jajan, dan kasih uang saku anak untuk sekolah. Tapi ketika tidak punya hutang, tidak pernah bisa terkumpul 1,5 juta untuk ditabung setiap bulan.

Jangankan 1,5 juta, ketika tidak punya hutang, menyisihkan 1 juta saja rasanya sulit. Kondisi ini umum dialami oleh kebanyakan orang. Maka, solusi yang diambil agar bisa temonjo, ya dengan berhutang terlebih dahulu. Memang agak aneh, tetapi kenyataannya seperti itu.

Kebanyakan dari kita tidak bisa mengontrol sifat serakah, sehingga sulit untuk keluar dari lingkaran penderitaan. Karena sudah biasa, penderitaan tak lagi dianggap penderitaan. Bahkan tidak menyadari bahwa jiwanya menderita, kebahagiaannya hanya semu belaka. Inilah penyakit orang jaman sekarang.

Ada teman yang bilang, saat ini dia sedang memanggul kompor diatas kepala. Dia menggambarkan kondisi yang dialami ketika punya hutang dan harus was-was setiap bulan ketika belum terkumpul uang sesuai jumlah yang harus dibayarkan. Bahkan dia berkata, tidak akan berhutang lagi, ini yang terakhir. Tapi, ketika angsuran selesai, pengajuan baru cepat-cepat disodorkan dengan alibi kebutuhan mendadak.

Ya, itulah sakit yang diderita tapi tidak mau minum obat, karena tidak merasa dirinya sakit. Nasehat orang jawa Temonjo kerjo, semoga kembali ke akar sejak awal dicetuskan, sebagai media untuk mawas diri, sabar, bisa mengontrol hawa nafsu keserakahan, dan menjadi nasehat bijak orang jawa yang bisa berguna untuk anak cucu sampai kapanpun juga.

Nasehat Orang Jawa


Nasehat Orang Jawa tentang kehidupan yang diterjemahkan menjadi kata kata bijak dan pitutur sebagai petunjuk dalam mengarungi hidup ini, perlu kita pahami secara mendalam. Memahaminya tak cukup hanya dengan sekali membaca, tetapi harus memahami makna yang terkandung di dalamnya.


Berikut ini nasehat orang Jawa Tentang kehidupan.


1. Surya dira janingrat, lebur dening pangastuti;

Artinya Segala sifat keras hati, angkara murka, hanya bisa dikalahkan oleh sikap bijak, sabar dan lembut.

2. Sepiro gedhine sengsara yen tinampa among dadi coba;

Artinya Seberapapun masalah yang besar jika diterima dengan lapang dada lapang dan ikhlas maka hanya menjadi cobaan yang ringan.

3. Sak apik-apike uwong yen awihe pitulong kanthi cara dedemitan;

Artinya Sebaik-baik orang adalah orang yang memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi.

4. Aja Mbedakke marang sapadha-padha;

Artinya Hargai perbedaan, jangan membeda-bedakan sesama manusia.

5. Natas, nitis, netes;

Artinya Dari Tuhan kita ada, bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan tuhan kembali.

6. Memayu hayuning pribadi, memayu hayuning kulawarga, memayu hayuning sesama, memayu hayuning bawana;

Artinya Bersikap baik untuk diri sendiri, keluarga, dan semua sesama makhluk hidup.

7. Gusti iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan;

Artinya Tuhan itu dekat meski kita tubuh kita tidak dapat menyentuhnya dan akal kita dapat menjangkaunya.

8. Alam iki sejatining Guru;

Artinya Alam adalah guru yang sejati.

9. Mohon, mangesthi, mangastuti, marem;

Artinya Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk meyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar dapat berguna bagi sesama.

10. Urip kang utama, mateni kang sempurna;

Artinya Selama hidup kita melakukan perbuatan baik maka kita akan menemukan kebahagiaan dikehidupan selanjutnya.

Spiritual Falsafah Hidup Orang Jawa


Bukan hanya falsafah tentang kehidupan saja yang perlu kita pelajari, tetapi juga falsafah hidup orang jawa lainnya. Berikut 20 Nasehat Orang Jawa tentang bagaimana kita harus bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

1. Tansah ajeg mesu budi lan raga nganggo cara ngurangi mangan lan turu;

Artinya Kurangilah makan dan tidur yang berlebih agar badan kita sehat optimal dalam aktifitas.

2. Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning Hyang sukmo;

Artinya Mulailah untuk bertindak sekuat tenagamu, baru akhirnya serahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Ambeg utomo, andhap asor;

Artinya Selalu jadilah yang utama, namun harus selalu rendah hati.

4. Ora kena nglarani;

Artinya Jangan suka menyakiti hari orang lain.

5. Golek sampurnaning urip lahir batin lan golek kasempurnaning pati;

Artinya Berupaya mencari kesempurnaan hidup lahir batin dan mencari kesejahteraan di akhirat nanti.

6. Ala lan becik iku gegandhengan, Kabeh kuwi saka kersaning Pangeran;

Artinya Hal yang bernilai kebaikan dan keburukan itu saling bersamaan, semua itu atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

7. Manungsa mung ngunduh wohing pakarti;

Artinya Di dalam kehidupan, manusia itu sebenarnya hanya akan memetik hasil atas apa yang ia perbuat sendiri.

8. Narimo ing pandum;

Artinya Jagalah selalu kelakuanmu, jangan sombong atas kekuatan, kedudukan ataupun latarbelakang siapa dirimu.

9. Witing tresno jalaran songko kulino;

Artinya Cinta bisa tumbuh karna terterbiasa sering ketemu, sering curhat, sering jalan.

10. Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara;

Artinya Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagian dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.

11. Urip iku urup;

Artinya Hidup itu harusnya memberi manfaat bagi kita dan orang lain sekitar. Semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, dan jika manfaat yang kita berikan kecil hasilnya, jangan sampai menjadikan keresahan bagi orang sekitar.

12. Ojo gumunan, ojo getunan, ojo kagetan, lan ojo aleman;

Artinya Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut dan jangan mudah kolokan atau manja.

13. Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan;

Artinya Jangan mudah sakit hati manakal musibah menimpa diri, jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

14. Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake;

Artinya Berjuang tanpa perlu membawa massa, menang tanpa merendahkan atau memepermalukan.

15. Sekti tanpo aji-aji, sugih tanpo bondho;

Artinya Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturuna. kaya tanpa didasari kebendaaan.

16. Ojo melek barang kang melok, ojo mangro mundak kendo;

Artinya Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak meewah cantik, indah. jangan berpikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

17. Ojo ketungkul marang kalungguhan, kadonyan lan kemareman;

Artinya Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memeroleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.

18. Ojo kuminter mundak keblinger, ojo cidro mundak ciloko;

Artinya Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

19. Aja adigang, adigung, adiguno;

Artinya Jaga kelakuan/ tatakrama, jangan sombong dengan kekuatan, ataupun latarbelakangmu.

20. Alon-alon waton klakon;

Artinya Pitutur ini mengisyaratkan kehati-hatian, wasapada, keuletan, dan yang jelas tentang menjaga keselamatan.

Sampai disini dulu artikel tentang nasehat orang jawa tentang temonjo dan falsafah hidup lainnya. Semoga bisa bermanfaat buat teman-teman semua.
wiwid kurniawan
wiwid kurniawan Tidak ada kata terlambat untuk belajar

2 komentar untuk "Nasehat bijak orang jawa - Temonjo kerjo"