Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 cara mengubah nasib buruk, terbukti !


positive-thinking

Merubah nasib merupakan keinginan semua orang tanpa terkecuali. Apalagi yang merasa kondisi hidupnya masih buruk atau belum sesuai yang diinginkan, pasti akan melakukan berbagai cara untuk mengubah nasib agar kehidupannya menjadi lebih baik. Namun, bagaimana cara merubah nasib buruk menjadi baik ?   

Banyak diantara kita berpikir ketika kondisi keuangan mulai stabil atau katakanlah mulai merangkak naik, itu tanda nasib mulai berubah menjadi lebih baik. Tidak heran, banyak artikel di internet maupun di media sosial yang menawarkan cara mengubah nasib menjadi kaya menjadi trending topic yang banyak dicari orang.

Tapi benarkah merubah nasib itu ukurannya kita berubah jadi kaya ? Lantas, bagaimana dengan orang yang sudah terlanjur kaya namun tetap merasa kesepian, jenuh, bahkan depresi hingga kejebak ke dunia yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain ?

Mengkategorikan nasib seseorang untuk bisa dikatakan bernasib baik, tidak hanya dilihat dari satu sisi saja. Harus dilihat dari seluruh aspek kehidupan yang dijalani. Mungkin ada diantara kita yang merasa selalu bernasib buruk karena secara ekonomi masih susah, sehingga sulit untuk bisa melakukan apapun yang diinginkan.

Sulit berteman, sulit dapat pacar, sulit dapat pengakuan dari lingkungan sekitar, dan hal-hal lain yang pada intinya tidak menemukan kepuasan batin. 

Ketika kepuasan batin kita tidak terpenuhi, disitulah kita berpikir nasib baik tidak berpihak kepada kita. Memang, salah satu tolok ukur yang bisa dipakai untuk menentukan apakah nasib seseorang dikatakan bernasib baik atau bernasib buruk, dengan melihat dari sisi kebahagiaan yang dirasakannya. 

Kembali ke persoalan merubah nasib dan bagaimana cara merubahnya. Begini teman-teman, berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, untuk merubah nasib buruk menjadi baik tidak sesulit yang kita bayangkan. Tapi juga tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena diperlukan keyakinan dan konsistensi untuk melakukannya. Kita harus paham pengertian dari nasib itu apa dan faktor apa saja yang membentuk nasib seseorang.

Pengertian nasib dan faktor penyebabnya.


Nasib adalah usah manusia dimana berhasil atau tidaknya usaha manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri. Tentu usahanya masih di batas-batas kemampuan manusia dan masih di wilayah logika manusia. Sedikit berbeda dengan pengertian takdir. Nanti akan kita bahas di tulisan selanjutnya tentang beda nasib dan takdir. Mengacu pada pengertian soal nasib, usaha maksimal dari dalam diri manusia menjadi penentu untuk bisa merubah nasib.

 Usaha maksimal yang harus dilakukan agar nasib kita berubah, dimulai dari dalam diri kita sendiri. Meninjau diri adalah jalan yang paling mudah untuk dilakukan dalam upaya merubah nasib. Meninjau diri itu maksudnya menginteropeksi diri dengan melihat kecenderungan sikap dan perilaku kita sehari-hari. 

Pengamatan yang tepat terhadap sikap kita ketika menerima respon dari lingkungan sekitar kita, yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan, menjadi kuncinya. 

Respon terhadap apa yang kita temui di sekeliling kita, akan diolah oleh pikiran dan perasaan kita, kemudian diproses lebih mendalam di memori bawah sadar kita. Proses selanjutnya, memori bawah sadar akan mengirimkan sinyal kembali ke pikiran kita yang akan menentukan perilaku atau tindakan nyata.

Ini disebut proses pergerakan jiwa yang didalamnya terdapat 5 tahap. Cukup rumit ya..hehe. Ini membutuhkan penjelasan yang cukup panjang. Namun saya akan mencoba membuat alurnya secara singkat dan mudah dipahami.


5 proses gerakan jiwa


Cara menerima respon dari luar diri kita terbagi menjadi 5 tahap. Kelimanya merupakan bentuk gerakan jiwa seseorang dan menjadi satu kesatuan yang membentuk sifat, sikap, dan perilaku. Output dari proses diatas pada akhirnya akan membentuk nasib seseorang. 


1.    Jasmani / Panca Indera.

Jasmani kita, selalu berhubungan dengan dunia luar. Melalui jasmani inilah, kita menerima semua yang berasal dari luar diri kita. Misalnya berita, makanan, udara, dan sebagainya.

2.    Menerima.

Proses menerima respon dari luar diri kita inilah yang dinamakan menerima. Setiap jasmani atau panca indera kita menerima respon dari luar, tidak ada yang kita tolak. Usaha yang mendekati adalah mencoba melupakan, tapi pada kenyataannya, pikiran kita sudah merekamnya. Artinya kita sudah menerima respon tersebut. 


3.    Berpikir.

Setelah menerima respon dari luar, maka jiwa kita akan melakukan pengenalan terhadap respon yang diterima. Pengenalan terhadap respon yang diterima inilah yang disebut Berpikir. Dalam proses ini, kita berhadapan pada pilihan tindakan selanjutnya yang akan diambil. 


4.    Bertindak.

Berdasarkan pengenalan yang dilakukan dalam proses berpikir, timbul reaksi yang berupa gerakan. Gerakan disini adalah gerakan nyata yang dilakukan oleh jasmani kita. 


5.    Kecenderungan jiwa.

Jika jiwa bereaksi melalui serangkaian proses menerima, berpikir, dan berkehendak, maka ada dasar pokok/inti pokok yang menentukan isi, arah, waktu, dan kehendak tersebut. Kesadaran dari dalam yang timbul disebut kecenderungan jiwa. 

Sampai disini kita bisa melihat proses pergerakan jiwa dan raga kita yang nantinya akan menentukan seberapa maksimal usaha yang kita lakukan untuk merubah nasib. Masing-masing orang berbeda-beda cara terimanya. Maka tak heran jika nasib seseorang pun berbeda-beda.

Nasib buruk berubah jadi baik


Teori diatas, mampu merubah nasib buruk menjadi nasib baik dalam segala lini kehidupan. Banyak yang bilang, cara paling sederhana adalah dengan mensyukuri apapun yang kita dapatkan atau kita alami di kehidupan kali ini.

Pandangan ini ada benarnya, tapi harus kita lihat lebih dalam lagi, apakah perasaan kita bisa ikut bersyukur ? Atau tetap merasa tidak puas dan memendam perasaan itu dalam-dalam. 

Terkadang apa yang kita ucapkan tidak selaras dengan apa yang kita pikirkan dan rasakan. Contoh kecil saja ya, ketika kita tidak diterima kerja dimana-mana meskipun secara skill kita rasa mampu dan kompeten di bidang itu. Mulut bisa berucap, “ya namanya juga usaha, sabar lah yang penting yakin”

Tapi hati kita belum tentu juga berpikir begitu. Merasa mendapat perlakuan yanng berbeda, merasa tidak adil, dan bahkan memberikan komentar “kamu akan menyesal karena tidak menerimaku”

Semua itu terjadi karena kecenderungan jiwa kita mendorong untuk bertindak, berpikir dan merasakan apa yang kita alami. Dengan bisa mengontrol kecenderungan jiwa, kita akan mampu merubah respon balik dari luar diri kita.

Ada juga yang menyebut ini dengan hukum tarik menarik. Ada juga yang menyebutnya hukum sebab akibat. Ya terserah lah mau menyebutnya apa, tapi intinya kita bisa merubah nasib jika kita bisa merubah kecenderungan jiwa kita sendiri.

Termasuk juga mengubah nasib jadi kaya, bisa dilakukan dengan merubah kecenderungan kita. Tidak selamanya nasib kita buruk dan tak selamanya juga nasib kita baik. Semua melalui proses dari kelima tahapan diatas. 

Lantas, bagaimana caranya mengetahui kecenderungan jiwa kita dan memahami apa kecenderungan jiwa ? nanti akan saya jabarkan panjang lebar di tulisan saya selanjutnya.

Salam   
 
wiwid kurniawan
wiwid kurniawan Tidak ada kata terlambat untuk belajar

Posting Komentar untuk "5 cara mengubah nasib buruk, terbukti !"