Tujuan hidup membahagiakan orang lain
Tujuan hidup membahagiakan orang lain.
Bahagia sesungguhnya |
Tahukah teman-teman, jika niat kita tulus untuk selalu mengutamakan kebahagiaan orang lain dalam kehidupan sehari-hari, akan membawa kita ke puncak kebahagiaan yang sesungguhnya. Tapi, bukan berarti kita mengesampingkan kebahagiaan diri kita sendiri.
Kita secara pribadi harus bahagia. Tapi, bukan bahagia seperti ketika nembak cewek terus diterima. Bukan seperti itu. Bahagia ketika tiba-tiba dapat uang puluhan juta. Bukan juga begitu. Lantas bagaimana bentuk bahagia yang sesungguhnya itu ?
Bahagia yang sesungguhnya bisa kita capai jika kita tidak salah mengartikan pengertian membahagiakan orang lain. Semua orang pasti berusaha untuk bisa membuat orang lain bahagia dengan berbagai cara. Namun tak jarang respon yang kita dapat tidak sesuai harapan. Sudah dibahagiakan, malah sikap dan perilakunya seenak sendiri. Pasti diantara kita pernah mengalami hal ini. Ayo ngaku...hehe
Kita akan membahas satu persatu agar mendapatkan pengertian yang tepat. Dimulai dari bagaimana konsep membahagiakan orang lain agar kita bisa mencapai puncak kebahagiaan.
Memahami pengertian bahagia sesungguhnya
Pada prinsipnya, membahagiakan orang lain adalah membuat dia juga merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Bukan kebahagiaan sementara yang berujung jatuh ke penderitaannya kembali. Pernahkah teman-teman mengalami hal itu ? Awalnya sih bahagia banget ketika mendapat pertolongan dari teman sewaktu sedang kesusahan uang. Senangnya jadi berlipat ganda ketika teman yang baik hati itu berkata “Udah, pakai aja uangnya, gak usah mikir dikembalikan. Yang penting masalahmu selesai.”
Ashooiiii...inilah kebahagiaan yang sejati dan hakiki. Kebahagiaan yang core of the core langsung berasa sampai ke ubun-ubun. Oh tidak kawan, buka seperti itu mengartikan bahagia yang sesungguhnya. Itu masih dalam ranah bahagia tok. Lha, kok bisa begitu ?
Jadi begini, pernahkah teman-teman memikirkan sumber dari ketidak bahagiaan yang teman-teman alami ? Seperti cerita diatas, akan memunculkan pertanyaan kenapa sampai mengalami kesulitan uang. Apakah tidak bisa memanagement uang sehingga pengeluaran tidak terkontrol dan akhirnya kesulitan uang.
Ada banyak faktor yang bisa dilihat sebagai sumber ketidak bahagiaan sehingga kita tidak bisa merasakan bahagia yang sesungguhnya. Jadi, supaya kita merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, pertama-tama harus memahami sumber penderitaan kita.
Ketika bisa menemukan sumber penderitaan, dalam hal ini faktor-faktor yang membuat kita tidak bisa merasakan kebahagiaan, disitulah letak kebahagiaan yang hakiki. Jadi kesimpulan di point ini adalah, kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika kita mengetahui sumber penderitaan dan mampu mengatasi dengan kekuatan diri sendiri.
Sumber penderitaan
Jangan diartikan sumber penderitaan itu ketika kita tidak punya uang ya, karena itu bukan sumber penderitaan. Itu adalah sumber kemiskinan..hehehe. Sumber penderitaan berasal dari sifat dasar kita. Sifat dasar kita adalah sifat yang membentuk nasib kita dan menentukan perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari.
Kita ambil contoh soal menderita karena sedang terjerat hutang. Harus dirunut ke belakang, apa saja yang menyebabkan kita terjerat hutang. Mari kita membuat pemetaan masalahnya.
1. Tidak mempunyai pekerjaan tetap, sehingga untuk mencukupi kebutuhan sedikit banyaknya dengan berhutang.
2. Salah perhitungan dalam mengelola usaha, sehingga modal yang dimiliki hilang. Bahkan uang pribadi dan aset yang dimiliki juga ikut hilang.
3. Tidak memperhitungkan kemampuan keuangan pribadi. Nekad hutang ke bank dan akhirnya tidak sanggup membayar.
4. Ditipu teman dengan iming-iming kerjasama yang akan mendapatkan hasil ratusan juta rupiah. Jadi harus berhutang untuk menutup kerugian.
5. Tidak mau kalah dengan saudara atau tetangga yang selalu beli barang-barang baru. Akhirnya ngoyo untuk mengejar ketertinggalannya itu dengan berhutang.
Itu beberapa penyebab kita bisa terjebak hutang. Tentu masih banyak sebab-sebab yang lain. Teman-teman bisa cari sendiri ya. Silahkan membuat pemetaan sendiri dan disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
Dari 5 sebab yang kita uraikan diatas, lalu kita simpulkan sifat apa yang menjadi sumber masalah. Kalau kita amati, satu sifat yang menjadi dasar dari perilaku runutan pemetaan masalah diatas adalah SERAKAH.
Sifat serakah yang membuat kita jadi lupa perhitungan bisnis. Lupa kondisi sebenarnya keuangan kita seperti apa. Tidak mau kalah dengan orang lain. Inilah yang menjadi sumber penderitaan kita. Jika sumber penderitaan ini tidak diatasi, mustahil bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Membahagiakan orang lain
Seperti yang saya katakan diatas, mengutamakan kebahagiaan orang lain akan membuat kita mencapai bahagia yang sesungguhnya. Jadi, membahagiakan orang lain itu, adalah memberikan pandangan dan pengertian apa yang menjadi sumber penderitaannya. Sampai orang yang ingin kita bahagiakan, mengerti dan memahami. Bisa keluar dari sifat dasar yang membuat nasibnya menjadi buruk.
Memang, ini bukan pekerjaan mudah. Bukan juga pekerjaan instant yang bisa selesai sehari – dua hari. Butuh waktu untuk memberikan pengertian ini ke orang lain. Mungkin juga kita akan dianggap orang aneh, teman butuh uang, kok malah dikasihnya pengertian. Mungkin tidak apa-apa, sekali dua kali kita pinjami uang untuk mengatasi permasalahan instant yang dihadapi. Tapi, harus terus berusaha untuk memberikan pandangan ke teman kita tadi, agar mau merubah cara hidup. Cara hidup yang berasal dari sifat dasarnya.
Orang yang bersangkutan harus diajak untuk memetakan permasalahan yang dihadapi. Supaya dia juga mengerti dan benar-benar paham apa yang menjadi permasalahannya. Jika kita konsisten mempunyai niat tulus untuk membahagiakan orang lain, otomatis kita sendiri akan mengerti apa sumber penderitaan kita. Mungkin akan berbeda masalah. Tapi percayalah, kurang lebih sama dengan teman kita tadi. Coba deh, teman-teman bikin pemetaan ke diri sendiri.
Jika masih ada yang belum memahami, bisa berbagi disini, silahkan tulis di kolom komentar.
Ketika tujuan hidup kita untuk membahagiakan orang lain, itu artinya kita membangun kehidupan ini dengan mengutamakan hubungan antar manusia diatas segala-galanya. itulah kunci bahagia sesungguhnya
Salam.
Hasil tesis yang sangat luar biasa
BalasHapusBravo!!! teruslah menulis agar semakin banyak orang yg bahagia dg membaca tulisanmu
BalasHapus