Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa itu kecerdasan? Dari Mana Asalnya?

Umumnya, kecerdasan diukur dengan angka. Semakin tinggi angka yang didapat, maka dia dianggap sangat cerdas. Tapi faktanya, kecerdasan sangat sulit untuk didefinisikan. Semakin kita mendefinisikan apa itu kecerdasan, semua teori menjadi tidak jelas. Lalu, dari mana kecerdasan itu bermula?

apa itu kecerdasan
Kita menganggap kecerdasan sebagai suatu sifat, tapi nyatanya tidak seperti itu. Pada prinsipnya, kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan suatu masalah, terutama masalah bertahan hidup.

Untuk melatih kecerdasan, bisa dimulai dengan peralatan dasar :

  1. Mengumpulkan informasi.
  2. Menyimpan informasi.
  3. Mempelajari informasi.


Lebih besar permasalahan yang dihadapi, maka diperlukan peralatan canggih :

  1. Perpustakaan ilmu
  2. Kreatifitas
  3. Alat eksternal
  4. Perencanaan
  5. Budaya

 
Mari kita kupas satu persatu peralatan dasar dan peralatan canggih yang akan membuat kita memahami apa itu kecerdasan, sehingga kita paham darimana angka-angka itu dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang.

Kecerdasan bukanlah hal tunggal.

Kecerdasan bukanlah hal tunggal, namun mencakup kemampuan mengumpulkan pengetahuan, belajar, menjadi kreatif, membuat strategi, atau berpikir kritis. Ini terlihat pada berbagai perilaku, mulai dari reaksi bawaan atau insting sampai tingkatan-tingkatan belajar yang berbeda dan semacam kesadaran.

Tidak semua ilmuwan sependapat tentang asal-usul kecerdasan atau hal seperti apa yang bisa disebut kecerdasan. Lebih rumit lagi, kecerdasan juga berkaitan dengan kesadaran karena kesadaran berguna untuk memecahkan masalah.

3 Peralatan dasar yang harus dikuasai

Alat yang paling mendasar dalam peralatan dasar kecerdasan adalah kemampuan mengumpulkan informasi, menyimpannya, dan memakainya untuk belajar.

Mengumpulkan Informasi.

Informasi tentang dunia ini, dikumpulkan lewat indra kita, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, atau pengecap. Ini membantu kita menjelajahi dan menyesuaikan reaksi kita terhadap dunia luar.

Informasi menjadi dasar tindakan semua makhluk hidup. Tanpanya, kita ada di bawah kendali lingkungan sekitar, tidak mampu bereaksi dengan pas atau fleksibel. Informasi jauh lebih berguna jika kita mampu menyimpannya.

Menyimpan Informasi.

Alat yang kedua adalah menyimpan informasi menjadi sebuah ingatan. Ingatan adalah kemampuan menyimpan dan mengambil kembali informasi sehingga kita tidak perlu mulai dari nol lagi setiap kali melihat sesuatu yang penting.

Ingatan bisa berupa kejadian, tempat, dan asosiasi tertentu. Seperti ingatan tentang metode bercocok tanam atau mengumpulkan makanan. Ingatan akan menentukan perilaku. Beberapa perilaku, seperti mencangkul, harus diulang berkali-kali sampai dikuasai. Inilah yang disebut belajar.

Mempelajari informasi.

Alat yang ketiga adalah mempelajari informasi. Inilah yang disebut belajar, yaitu proses untuk menyusun runutan pikiran dan tindakan. Intinya, perilaku berurutan yang bisa diulang, diragamkan, dan diadaptasi.

Tiga peralatan ini memungkinkan makhluk hidup yang tampak bodoh bertindak dengan cara yang sungguh cerdas.

Seorang petani tadah hujan mengandalkan musim hujan untuk menanam padi. Biasanya di awal bulan oktober hujan mulai turun. Namun petani tersebut mendapati informasi baru, bahwa saat ini pergantian musim tak tentu waktunya.

Informasi yang ditangkap panca inderanya disimpan kedalam ingatan. Sampai akhir september dan masuk awal oktober, angin dan kelembaban menunjukkan tanda musim hujan belum datang. Informasi ini dipelajari dan akan digunakan untuk menentukan kapan harus menanam.

Sehingga diperlukan keluwesan dan fleksibilitas untuk merespon masalah yang dihadapi. Tidak harus ngotot bahwa akhir september dan awal oktober adalah waktu terbaik untuk menanam.

Fleksibilitas inilah yang akan melahirkan kecerdasan sehingga kebutuhan untuk bertahan hidup bisa dipertahankan. Bayangkan jika ngotot menenam sementara hujan tak kunjung datang, dalam hal ini dia tidak cerdas.

Peralatan Lebih Canggih.

kecerdasan
 Dengan mengembangkan peralatan dasar, manusia mampu menyelesaikan lebih banyak masalah. Mereka bisa mengingat berbagai asosiasi, hubungan, dan trik mekanis. Peralatan ini disebut perpustakaan ilmu.

Perpustakaan ilmu.

Poinnya adalah kemampuan kita untuk mengingat dan mengakses pengetahuan umum. Informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber misal dengan membaca, mendengarkan pengalaman orang lain, dan sebagainya, bisa digunakan sebagai sumber pengetahuan.

Ketika musim jadi tidak menentu, seorang petani mulai memikirkan bagaimana caranya agar tetap bisa bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu pangan. Maka terciptalah ide untuk menyimpan air untuk kebutuhan menanam. Membuat embung, irigasi, dan sebagainya.

Selain perpustakaan ilmu dan keahlian kita, alat yang paling menakjubkan dalam kotak peralatan canggih adalah kreativitas. Ini semacam lakban mental.

Kreatifitas.

Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna dari hal-hal yang tampak tidak berkaitan. Dalam hal kecerdasan, ini berarti membuat hubungan yang baru dan tidak lazim, menghubungkan input ingatan dan keahlian untuk membuat solusi yang unik untuk suatu masalah.

Sebagian petani memanfaatkan embung dan irigasi untuk mengairi sawahnya, namun masalah tetap datang ketika kemarau menjadi semakin panjang. Petani yang lain menggunakan metode yang jauh berbeda, yaitu menggunakan media air untuk menanam yang disebut pertanian hydroponik yang ditempatkan didalam green house.

Sisi lain dari kreativitas adalah menerapkan sumber daya baru terhadap suatu pekerjaan, yaitu peralatan fisik atau alat eksternal.

Alat eksternal.

Dalam hal mengolah sawah yang awalnya menggunakan cangkul dengan tenaga manusia, lambat laun beralih menggunakan traktor. Penggunaan pipa dan naungan untuk bercocok tanam dengan metode hydroponik, menjadikan hasil panen bisa maksimal.

Awalnya, orang bertani untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Namun, karena waktu yang diperlukan untuk mengolah sawah menjadi lebih singkat dan hasil panen menjadi melimpah. Maka timbullah masalah baru, yaitu mau diapakan hasil panen yang melimpah ini.

Mengumpulkan bahan untuk digunakan nanti berhubungan dengan keahlian memecahkan masalah yang lebih canggih, yaitu perencanaan.

Perencanaan.

Perencanaan berarti memikirkan kegiatan yang diperlukan untuk sebuah tujuan
dan menyusunnya dalam sebuah rencana. Saat ada kejadian tak terduga dan kesempatan baru, perlu dipertimbangkan apakah hal ini sesuai dengan rencana.

Maka dibuatlah lumbung untuk menyimpan hasil panen untuk digunakan nanti di masa depan. Meskipun menyimpan bahan makanan merupakan insting, mereka tetap perlu keahlian berpikir yang tinggi untuk membuat keputusan terbaik.

Semakin rumit masalahnya, semakin banyak kombinasi peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Semakin banyak peralatan, semakin besar keluwesan untuk memecahkan masalah kehidupan.

Manusia terus mengembangkan alat kecerdasan yang sangat beragam. Walaupun kadang secara tidak sengaja ternyata bermanfaat untuk kehidupan. Akhirnya manusia menambahkan peralatan baru di atasnya, yaitu budaya.

Budaya.

Tidak ada yang bisa membangun roket atau membuat mobil seorang diri. Namun, berkat kemampuan kita bekerja sama dan berbagi ilmu melintasi generasi, kita mampu menyelesaikan masalah melebihi kemampuan individu masing-masing.

Ini memungkinkan kita untuk membangun teknologi besar yang meringankan pekerjaan manusia. Bahkan kita bisa membentuk planet ini semau kita. Kerjasama,  dan gotong royong menjadi budaya baru yang tercipta dari kecerdasan manusia. Keahlian dan bakat muncul dari pembagian kerja tersebut.

Untuk menyelesaikan ini, kita harus berpikir lebih dari kehidupan jangka pendek, dan memikirkan masa depan yang jauh. Kita punya kotak perkakasnya. Kita hanya perlu memakainya.

wiwid kurniawan
wiwid kurniawan Tidak ada kata terlambat untuk belajar

Posting Komentar untuk "Apa itu kecerdasan? Dari Mana Asalnya?"