Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Filosofi Jawa - "Alon-Alon Waton Kelakon" yang sebenarnya

Filosofi jawa alon-alon waton kelakon ini memiliki makna yang dalam, meskipun kadang digunakan sebagai candaan yang berarti lelet, lambat, dan pelan kayak keong.
 
“Eh, enek omah kobong, ndang lek digolekne banyu, selak gede geni ne”
 
Tetapi, makna yang sebenarnya bukan candaan seperti tadi ya guys... itu hanya part of humor, sebagai media hiburan.Kita harus membaca dari makna tersiratnya, yang ternyata bukan bermakna PELAN

Dari susunan katanya, alon-alon berarti pelan-pelan, waton berarti asal/asalkan, kelakon berarti terlaksana. Secara umum arti harfiahnya “pelan-pelan saja yang penting bisa terlaksana.”

Filosofi jawa alon-alon waton kelakon biasanya digunakan untuk mengingatkan jangan terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu, tetapi harus dipikirkan matang-matang. Entah dari sisi baik buruknya, atau ketelitian dan kerapiannya.

Mbah-mbah jaman dulu selalu mengutamakan hasil yang maksimal, bukan asal-asalan. Atau biasa dibilang waton dadi atau waton rampung

Untuk menerapkan filosofi jawa alon-alon waton kelakon ini dibutuhkan kesabaran, ketelitian, dan kehati-hatian. Tentu bukan bermaksud agar lelet atau lambat dalam mengerjakan sesuatu. Diulur-ulur pekerjaannya, biar awet, bukan begitu ya.

Alon-alon waton kelakon VS lebih cepat lebih baik

Ada yang mengatakan filosofi alon-alon waton kelakon ini sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman yang serba cepat seperti sekarang ini. Apalagi sekarang banyak didengungkan soal Indonesia maju, kalau alon-alon nanti tertinggal.

Saya rasa enggak juga, kalau kita memaknai alon-alon waton kelakon ini dari sisi kulitnya saja, ya pasti dianggap udah nggak relevan. Tapi, kalau dikaji dari sisi filosofi terdalamnya bahkan makna tersiratnya, justru saat ini kita butuh filosofi ini sebagai rem agar tidak salah arah.

Saat ini banyak sekali orang terjebak investasi bodong, tergoda ingin cepat kaya dengan cara instan. Pengin seperti crazy rich yang bisa flexing kekayaan agar dihormati dan dikagumi orang.

Sikap manusia jaman sekarang cenderung mau cepat dengan prinsip hidup lebih cepat lebih baik, tetapi menafikan kehati-hatian, ketelitian, dan kesabaran. Hasilnya zonk, penyesalan yang berkepanjangan karena tidak sesuai harapan.

Makanya saya bilang, alon-alon waton kelakon bukan berarti harus pelan-pelan, tetapi dipersiapkan dengan matang terlebih dahulu, kalau sudah siap semuanya, baru jalan.

Daripada cepat tapi gagal dan harus mengulang lagi dari awal, capeknya tuh luar dalam lho. 

Dalam hal apapun juga, kita harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan serius, jangan grusa-grusu, dan jangan hanya meniru orang lain yang bisa kaya dalam waktu cepat. Semua ada runutan sebab dan akibatnya.

Hukum sebab akibat ini mutlak, tidak bisa kita lawan. Tetapi harus kita jadikan pedoman dalam menjalani kehidupan yang serba cepat ini.



Kesimpulan

Makna tersirat dari falsafah jawa Alon-alon waton kelakon adalah bisa cepat asal penuh perhitungan yang matang. Cara pandang yang benar akan membawa kebahagiaan yang sesungguhnya. Tidak mudah tertipu, tidak mudah menyerah di tengah jalan, karena kita sudah memiliki antisipasi dari segala penjuru. 

Salam kosenrufu

wiwid kurniawan
wiwid kurniawan Tidak ada kata terlambat untuk belajar

1 komentar untuk "Filosofi Jawa - "Alon-Alon Waton Kelakon" yang sebenarnya"