Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Filosofi Hujan tentang Kehidupan

Filosofi hujan - Pernahkah memikirkan hal-hal baik ketika datangnya hujan? Setelah kemarau panjang menemani kita sepanjang waktu, kita pasti gembira ketika rintik hujan mulai turun. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari hujan.

Filosofi hujan mengajarkan kita untuk selalu bersikap rendah hati dan selalu sabar. Kesemuanya itu akan sangat berguna untuk hidup kita. Hidup terasa penuh motivasi dan selalu bersemangat menjalani hari-hari.

Berikut ini, kumpulan filosofi  hujan yang bisa kita pelajari. 

Filosofi hujan tentang kehidupan


filosofi hujan tentang kehidupan

“Meski jatuh berkali-kali, hujan tak pernah menyerah”

Pernahkan kita berpikir, kalau hujan itu selalu jatuh dan turun terus menerus. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah, meskipun sering jatuh, jangan pernah menyerah dan teruslah mencoba. 

Hujan terus turun dan tak pernah mengenal kata menyerah. Kita harus selalu kuat dan tabah dalam mencapai sesuatu. 

“Hujan turun setelah kemarau panjang. Bukankah kesabaran adalah kuncinya?”

Pernah kita alami kemarau yang panjang. Bagaimana jika tidak ada hujan yang turun diantara kemarau? Bumi akan menjadi kering dan tak lagi indah seperti yang kita lihat.

Beruntunglah kita karena hujan turun setelah kemarau panjang. Karena kesulitan dan kesengsaraan jadi jauh dari diri kita. Sebaiknya kita menjadi penolong kepada sesama kita, atau setidaknya menjadi penghibur bagi orang yang membutuhkan.

“Hujan bisa memberi rasa dingin”

Setelah seharian ditempa terik mentari yang panas, hujan turun membasahi bumi. Cuaca berubah, hawa menjadi dingin, dan membuat kita nyaman ketika beristirahat.

Semoga dengan memahami filosofi hujan, kita tidak mudah marah. Bisa lebih santai dalam menghadapi persoalan, sesulit apapun persoalan itu.

“Hujan pun bisa marah, kalau manusia tidak ramah”

Seperti manusia, hujan pun bagian dari alam yang bisa marah. Ketika benar-benar tak ada lagi yang peduli dengan lingkungan sekitar, hujan turun dengan derasnya. Yang terkadang membawa bencana.

Sebaiknya kita menyadari sesuatu. Bahwa manusia punya amarah. Alangkah baiknya jika kita saling menjaga perasaaan satu sama lain.

“Bau hujan itu menyenangkan. Sederhana dan menenangkan”

Ini belum banyak disadari oleh sebagian besar orang. Saat hujan jatuh ke bumi dan membasahi tanah, maka aroma hujan akan tercium. Baunya sangat menyegarkan, dan itu adalah bau hujan.

Dalam hidup, kita harus belajar untuk menjadi orang yang menenangkan. Semua orang pasti senang dengan sifat orang yang menyenangkan.

“Hujan datang untuk menyejukkan bumi. Bermanfaat bagi material lain”

Kedatangan hujan sangat penting. Hujan turun untuk memberikan kesejukan dan kehidupan bagi manusia di bumi. 

Sebaiknya kita belajar dari hujan untuk terus membawa kebaikan dan perasaan senang agar suasana gembira selalu hidup dan tercipta.

“Hujan turun karena tahu bumi membutuhkan”

Hujan turun disaat bumi memang benar-benar membutuhkannya. Di akhir kemarau yang panjang, hujan pasti turun ke bumi untuk memberikan kehidupan.

Kita bisa mencontoh hujan, dengan siap memberikan pertolongan kepada teman yang butuh bantuan kita.

“Banyak orang mengeluh karena hujan. Tapi hujan tetap datang tiap tahunnya”

Meskipun beberapa orang mengeluh karena hujan turun, hujan tetap turun. Hal ini menjadi pelajaran buat kita, selama itu baik, kita tidak perlu takut untuk melakukan sesuatu.

Bahkan jika kita sedang melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain, jangan berhenti hanya karena beberapa orang tidak menyukainya.

“Hujan itu tidak kenal waktu”

Hujan turun memang tidak kenal waktu. Namun hujan adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Maka dari itu kita seharusnya dapat menerima hujan dn hal-hal baik lainnya, tanpa memaksakan waktu sesuai dengan yang kita inginkan.

Kesimpulan


Filosofi hujan tentang kehidupan ini, mengajarkan kita akan makna hidup yang sangat berguna sebagai pedoman dalam menjalaninya.

Sumber referensi : Akor Channel
wiwid kurniawan
wiwid kurniawan Tidak ada kata terlambat untuk belajar

Posting Komentar untuk "Filosofi Hujan tentang Kehidupan"